Network
Pasca gelaran Formua E tentu kita berharap ada realisasi lebih nyata dalam proyek mobil listrik di tanah air. Hal ini setidaknya sesuai dengan komitmen Presiden Joko Widodo dimana beliau menargetkan 2 juta kendaraan listrik di Indonesia pada 2025.
Harapan besar diletakan pada moda ini untuk menuju Indonesia Nol Emisi Karbon 2060. Bila hal ini terlaksana setidaknya juga akan mengurangi jumlah konsumsi bahan bakar minyak.
Salah satu negara yang telah sukses dengan proyek mobil listrik tentu saja ada Norwegia. Dan tidak salah bila kita belajar dari negara asal Erling Haaland ini.
Mereka menjadi salah satu negara terbaik di dunia dalam penerapan kendaraan listrik karena miliki infrastruktur yang baik. Dalam satu riset yang mereka lakukan menunjukan penambahan jumlah stasiun pengisian baterai listrik meningkatkan masyarakat untuk miliki mobil ramah lingkungan ini.
Stasiun pengisian baterai ini menjadi stimulus bagi masyarakat untuk tidak perlu takut bila tiba-tiba baterai habis.
Pun demikian bila kita ingin jumlah pengguna listrik meningkat maka mau tidak mau hal serupa harus dilakukan. Meski di rumah telah ada home charging tetap di jalan juga dibutuhkan.
Berdasar data Kementerian Perhubungan, per Maret 2022 sejatinya jumlah pengguna mobil listrik di tanah air meningkat. Di mana pada bulan tersebut tercatat ada 16.060 unit baik itu berupa roda 2. roda 4, truk maupun bus.
Sementara itu bila dibandingkan tahun sebelumnya di bulan Agustus 2021 baru ada 9.192 unit. Artinya dalam rentang 7 bulan ada peningkatan 74%.
Berdasar data yang ada di bulan Februari 2022 untuk jumlah stasiun pengisian baterai listrik baru ada 267 unit di 195 titik lokasi. Selain ada di SPBU juga bisa ditemukan di gedung perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, hingga rest area jalan tol.
