Berbagai Contoh Teks Editorial Fakta dan Aspek Opini Kritik, Penilaian, Prediksi, Harapan, Saran Terlengkap

- 20 September 2022, 13:00 WIB
Contoh Teks Editorial Singkat Tentang Banjir, Pendidikan, hingga Bencana Alam.
Contoh Teks Editorial Singkat Tentang Banjir, Pendidikan, hingga Bencana Alam. /Pexels/Julia M Cameron/

PORTALKULONPROGO.COM - Simak Berbagai Contoh Teks Editorial Fakta dan Aspek Opini Kritik, Penilaian, Prediksi, Harapan, Saran Terlengkap.

Pendahuluan mengenai contoh teks editorial sebagai fakta dan aspek opini kritik, penilaian, prediksi, harapan, saran.

Dalam Bahasa Indonesia, kita mengenal istilah teks editorial. Secara sederhana, teks editorial merupakan teks yang menyampaikan opini atau pendapat seseorang tentang isu aktual yang sedang terjadi.

BACA JUGA Beberapa Contoh LK 2.2 Penentuan Solusi PPG Berdasarkan Hasil Eksplorasi

Isu yang disampaikan biasanya terkait dengan isu politik. Namun, tak jarang teks editorial juga menyangkut hal-hal lain, mulai dari ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, hingga beragam hal lainnya.

Meski mengandung opini, teks editorial tak jarang mengandung data untuk mendukung pendapat yang disampaikan.

BACA JUGA Lengkap Jawaban Post Test Modul 2 Merdeka Belajar Mendidik dan Mengajar Kurikulum Terbaru

Pembahasan Contoh Teks Editorial Fakta dan Aspek Opini Kritik, Penilaian, Prediksi, Harapan, Saran

Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menyajikan satu contoh teks editorial. Kemudian, kita diminta untuk mencari aspek fakta, opini, kritik, penilaian, prediksi, harapan dan saran dari teks tersebut.

Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.

Ancaman di Jalan Raya

Tiap tahun jumlah kendaraan bermotor di pulau Jawa selalu bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan pertambahan jumlah permintaan atas kendaraan bermotor baik yang roda dua ataupun empat.

Hal tersebut tentunya membuat kondisi di jalan raya selalu ramai dan macet setiap harinya.

Setiap beberapa tahun sekali jalan raya tak hanya diperbaharui aspalnya, namun juga diperlebar mengingat jumlah kendaraan yang lewat semakin ramai.

Tak hanya itu, jalan raya yang dulunya bisa dua arah kini banyak yang dibuat searah mengingat kemacetan yang terjadi sudah sulit diatasi.

Perkara jumlah kendaraan yang bertambah setiap tahunnya tak hanya berdampak pada kemacetan semata, namun juga berdampak pada peningkatan jumlah kecelakaan yang terjadi di jalan raya.

Secara psikologis, kemacetan selalu membuat para pengendara habis kesabaran dan cenderung ingin saling mendahului.

Di lampu merah terutama, sering terlihat banyak sepeda motor yang berhenti melebihi batas yang disediakan. Tak jarang sebelum lampu berubah menjadi hijau, beberapa kendaraan telah melaju duluan. Hal tersebut tentu sangat berbahaya dan tak jarang kecelakaanpun terjadi.

Menurut data yang dihimpun oleh POLRI, setiap tahun angka kecelakaan selalu meningkat.

Pada tahun 2015, korban meninggal dunia akibat kecelakaan berjumlah 22.158 jiwa dan tahun 2016 angkat tersebut naik sekitar tiga persen, yakni 23.683 jiwa.

Sementara itu, jumlah total kecelakaan yang terjadi pada tahun 2015 adalah 87.878 kali dan pada tahun 2016 sejumlah 96.635 kali.

Tentu angka tersebut menimbulkan kerugian yang tak terkira jumlahnya.

Lantas apa solusi untuk mengurangi resiko kecelakaan ini?

Sementara pemerintah telah meningkatkan jumlah dan mutu pelayanan transportasi umum seperti bus, kereta, dan pesawat.

Namun demikian, alat transportasi darat seperti bus dan angkot masih belum menjadi pilihan masyarakat untuk bepergian karena memang tidak sepraktis dan seekonomis kendaraan pribadi seperti motor.

Hal ini masih menjadi PR bagi pemerintah untuk mengupayakan keselamatan masyarakat dalam melakukan mobilitas.

Sebenarnya masyarakat tak hanya pasif dalam hal ini, sejumlah solusi dan pendapatpun telah disuarakan sebagai kritik, misalnya pemerintah selalu menambah kuota jumlah kendaraan yang bisa dipasarkan di Indonesia dan tidak segera memperbaharui dan mempercanggih alat transportasi umum.

Bahkan sekarang, untuk mendapatkan kendaraan bermotor sangat mudah dengan cara kredit yang bahkan tanpa uang muka.

...


Fakta

Pada tahun 2015, korban meninggal dunia akibat kecelakaan berjumlah 22.158 jiwa dan tahun 2016 angkat tersebut naik sekitar tiga persen, yakni 23.683 jiwa.

Opini

Kalaupun pemerintah berusaha meredam pemakaian kendaraan bermotor dengan cara menaikan harga bahan bakar dan menaikkan tarif pajak, hal tersebut tak akan berdampak banyak.

Kritik

Semestinya pemerintah membuat kebijakan baru, yakni mempersulit atau mengurangi angka pembelian kendaraan bermotor yang diimbangi dengan penambahan jumlah, mutu, dan jalur bagi kendaraan umum sehingga situasinya bisa seperti zaman dahulu, yakni warga lebih memilih kendaraan umum untuk bepergian.

Penilaian

Hal ini sebenarnya mengerikan karena mindset masyarakat tak akan pernah berubah dan memilih kendaraan umum sebagai sarana transportasi utama.

Kalaupun pemerintah berusaha meredam pemakaian kendaraan bermotor dengan cara menaikan harga bahan bakar dan menaikkan tarif pajak, hal tersebut tak akan berdampak banyak.

Prediksi

Menurut data yang dihimpun oleh POLRI, setiap tahun angka kecelakaan selalu meningkat.

Harapan

Saran

Hal ini masih menjadi PR bagi pemerintah untuk mengupayakan keselamatan masyarakat dalam melakukan mobilitas.

Bacalah teks berita di bawah ini kemudian kerjakan tugas-tugasnya.

1. Tentukan isu aktualnya.

2. Buatlah argumen berisi penilaian, kritik, prediksi (dugaan berdasarkan fakta-fakta empiris), harapan, dan saran penyelesaian masalah terkait isu aktual.

Banyak Tenaga Kerja RI Tak Kompeten

Liputan6.com, Jakarta – Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung melambat tahun ini, kebutuhan tenaga kerja di sektor industri masih cukup tinggi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Syarief Hidayat, menyatakan kebutuhan tenaga kerja di sektor industri masih sangat besar. Setidaknya setiap tahun sektor industri membutuhkan 600 ribu tenaga kerja.

”Kebutuhan tenaga kerja di bidang industri itu dengan pertumbuhan industri 5-6 persen itu mencapai 600 ribu orang per tahun,” ujarnya di Jakarta, Selasa (3/11/2015).

Namun sayangnya, di tengah besarnya permintaan akan tenaga kerja tersebut, sumber daya manusia (SDM) yang tersedia justru tidak mampu memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh sektor industri.

”Sementara itu belum bisa dipenuhi oleh lulusan sekolah di Republik ini karena kesenjangan kompetensi lulusan dan kebutuhan dunia industri. Jadi pengangguran banyak, tapi industri sebenarnya butuh,” kata dia.

Untuk memperbaiki gap kebutuhan tenaga kerja ini, Syarif menyatakan pihaknya akan mendorong perbaikan kurikulum pendidikan kejuruan yang sesuai dengan kompetensi yang sebenarnya dibutuhkan industri nasional.

”Makanya kurikulum harus mengacu pada standar kompetensi nasional Indonesia bidang industri tertentu. Memang harus begitu,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Saleh Husin juga menyatakan bahwa Kementerian Perindustrian terus menyiapkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang terampil sesuai kebutuhan industri untuk menghadapi pasar bebas ASEAN.

”Pemberlakuan MEA 2015 akan menjadi tantangan bagi Indonesia. Apalagi mengingat jumlah penduduk yang sangat besar sehingga menjadi tujuan pasar bagi produk-produk negara ASEAN lainnya,” ujarnya.

Dia menjelaskan pihaknya telah menyusun target program pengembangan SDM industri pada tahun ini. Pertama, tersedianya tenaga kerja industri yang terampil dan kompeten sebanyak 21.880 orang.

Kedua, tersedianya SKKNI bidang industri sebanyak 30 buah. Ketiga, tersedianya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) bidang industri sebanyak 20 unit.

Keempat, meningkatnya pendidikan dan keterampilan calon asesor dan asesor kompetensi dan lisensi sebanyak 400 orang. Kelima, pendirian tiga akademi komunitas di kawasan industri.

”Industri tekstil dan produk teksktil (TPT) merupakan salah satu sektor yang telah merasakan manfaaat dari pelaksanaan program Kemenperin dalam upaya meningkatkan kompetensi SDM industri melalui pelatihan operator mesin garmen dengan konsep three in one, yaitu pendidikan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja,” kata dia.

Menurut Saleh, seiring dengan meningkatnya kinerja industri TPT, terjadi pula peningkatan kebutuhan tenaga kerja di sektor padat karya tersebut. Tidak saja pada tingkat operator, tetapi juga untuk tingkat ahli D1, D2, D3, dan D4.

Hal ini tercermin dari data permintaan tenaga kerja tingkat ahli ke Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Kementerian Perindustrian yang setiap tahun mencapai 500 orang, sementara STTT Bandung hanya mampu meluluskan 300 orang per tahun.

Untuk memenuhi sebagian permintaan atas tenaga kerja tingkat ahli bidang TPT, maka sejak 2012 Kemenperin menyelenggarakan program pendidikan Diploma 1 dan Diploma 2 bidang tekstil di Surabaya dan Semarang bekerja sama dengan STTT Bandung, PT APAC Inti Corpora dan asosiasi, serta perusahaan industri tekstil di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Selain itu, pada tahun ini Pusdiklat Industri Kemenperin bekerja sama dengan Asosiasi Tekstil dan Pemerintah Daerah Kota Solo juga akan membuka Akademi Komunitas Industri TPT untuk program Diploma 1 dan Diploma 2 di Solo Techno Park. Para lulusan program pendidikan Diploma 1 dan 2 tersebut seluruhnya ditempatkan bekerja pada perusahaan industri. (Dny/Gdn)**

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Halaman 103-105 Membuat Argumen Berisi Penilaian, Kritik, Prediksi Teks Editorial Banyak Tenaga Kerja RI Tak Kompeten

1. Tentukan isu aktualnya.

Jawaban:

Isu aktual pada berita ini adalah kesenjangan kualitas tenaga kerja antara kualitas yang dimiliki tenaga kerja saat ini dengan yang dibutuhkan industri.

2. Buatlah argumen berisi penilaian,kritik,prediksi (dugaan berdasarkan fakta fakta empiris),harapan,dan saran penyelesaian masalah terkait isu aktual.

Jawaban:

Penilaian: Kondisi ini terjadi akibat tidak dimulainya pendidikan khusus vokasi dari beberapa waktu lalu, sehingga tenaga kerja saat ini tidak mampu menyesuaikan diri dengan tantangan dan kebutuhan dunia industri.

Kritik: Pemerintah harus mulai menerapkan kurikulum khusus vokasi agar tenaga kerja yang dibentuk memiliki setiap kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan dunia industri.

Prediksi: Jika penerapan kurikulum dimulai saat ini, setidaknya hasilnya akan dapat kita nikmati dalam waktu 3 - 5 tahun ke depan.

Harapan: Semoga dengan adanya penerapan kurikulum tersebut, tidak terjadi lagi kesenjangan kompetensi di dunia industri.

Saran penyelesaian masalah: Tenaga kerja yang menganggur saat ini harus menempuh pendidikan vokasi agar memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Pembahasan

Berita "Banyak Tenaga Kerja RI yang Tak Kompeten" merupakan salah satu berita yang mengulas tantangan dunia industri saat ini.

Kebutuhan yang terus berkembang dan perkembangan teknologi, menuntut tenaga kerja untuk memiliki latar belakang pendidikan dan keahlian yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Namun, hal ini tidak dapat dicapai dengan mudah mengingat pendidikan memerlukan waktu bertahun-tahun.

Oleh karena itu, isu ini ditanggapi oleh pemerintah yang mengusahakan dimasukkannya kurikulum yang mendukung peningkatan kemampuan para tenaga kerja.

Kebutuhan yang terus berkembang dan perkembangan teknologi, menuntut tenaga kerja untuk memiliki latar belakang pendidikan dan keahlian yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Terima kasih kamu sudah hadir disini untuk membaca artikel kami dengan judul Berbagai Contoh Teks Editorial Fakta dan Aspek Opini Kritik, Penilaian, Prediksi, Harapan, Saran Terlengkap.

Semoga bisa memberikan wawasan dan pengetahuan untuk kamu semuanya.**

Editor: Yusuf Maulana Nurhadi

Sumber: Buku Kemendikbud


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah