Kamu Job Seeker, Perhatikan Jejak Digital Agar Tidak Gugur Tiba-Tiba

- 6 Juni 2022, 18:10 WIB
Simak arti Effort dalam bahasa gaul yang viral di sosial media dan contoh penggunaan kata
Simak arti Effort dalam bahasa gaul yang viral di sosial media dan contoh penggunaan kata /pixabay.com

Jejak digital kini menjadi perhatian bagi mayoritas recruiter. Bagaimana tidak, dengan cara mudah dan sederhana ini tim rekrutmen bisa melacak latar belakang pelamar.

Mereka yang rentan untuk digugurkan adalah orang-orang yang suka menebar kebencian dan menulis kalimat provokatif. Selain itu adalah mereka yang diduga bergabung dengan organisasi terlarang.

Tak sedikit pula mereka yang menjadi perhatian lebih adalah orang-orang yang suka mengeluh dan membagikan energi negatif di media sosial. Ingat jejak digital mudah tersebar dan susah dihilangkan.

Oleh karena itu mulailah berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media sosial. Senada dengan apa yang disampaikan diatas juga ditemukan dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator beberapa waktu lalu.

Hadir sebagai pembicara kala itu ada Dr. Harry Nenobais, Akademisi Universitas Moestopo, Anggota Komisi I DPR RI Dede Indra Permana, Dirjen Aptika Kemkominfo Semuel Abrijadi Pangerapan dan Praktisi Komunikasi dan Akademisi Institut Stiami Wulan Furie.

Berdasar data yang ada di tahun 2021, hampir 70% perusahaan melakukan penelitian online saat merekrut pegawai. Mereka ini juga setidaknya 66% melihat jejak digital calon karyawan di Facebook.

Dan hasilnya cukup mengagetkan dimana 70% perusahaan menolak kandidat berdasar informasi yang didapatkan dari media sosial. Selain itu 85% pengambilan keputusan dipengaruhi digital positif.

Di Indonesia sendiri saat ini jumlah pengguna internet telah mencapai sekitar 202 juta orang atau setara 73,7% dari total jumlah penduduk yang mencapai 270 jutaan. Generasi digital atau yang lebih dikenal dengan generasi Z (1997-2012) mencapai 27,94%.

Terlebih dengan adanya Covid-19 dimana banyak aktivitas lebih dilakukan di rumah saja. Baik itu untuk bekerja dan bermain serta termasuk penggunaan media sosial di dalamnya.

Masih di agenda yang sama, Akademisi Institut Stiami Wulan Furie mengatakan bahwa saat ini ada tantangan budaya di era digital. Halini ditandai dengan berkurangnya nilai-nilai budaya Indonesia yang semakin tergerus budaya asing.

Kebebasan berekspresi juga turut andil di dalamnya, di mana seseorang bisa jadi salah mendefinisikan hal ini. Di mana toleransi kemudian berkurang karena tiap individu merasa bebas untuk mengungkapkan apa yang ia lihat, dengar dan rasakan.

Yang paling mudah terlihat kemudian dengan adanya pelanggaran hak cipta dan karya intelektual.

Menjadi penting kemudian bagi seorang job seeker membangun image positif di media sosial. Hal yang paling mudah dilakukan tentu saja dengan menggunakan nama dan foto asli.

Selain itu ada baiknya unggah prestasi atau karya, follow akun-akun inspiratif dan memperluas jaringan dan aktif berinteraksi dalam hal-hal positif.

Editor: Joko yugiyanto

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkait

Terkini